Jumat, 24 Juni 2011

Penciptaan Alam Semesta

Beberapa orang percaya bahwa alam semesta tidak berawal atau berakhir dan tiada terbatas. Hingga munculah teori Big bang. Hampir semua dalam laporan bab pendek hasil penelitian tersebut memusatkan perhatian terhadap semua pertanyaan dari penciptaan tentang segala kenyataan yang kita ketahui. Usaha ini akan penting untuk menjaga akal dimana semua informasi merupakan kesatuan yang konstan untuk mengkaji keberadaan dan mengevaluasi kembali tentang teori Big bang itu sendiri, usia alam semesta dan sintesis dari atom pertamakali.
Setelah awal kemunculan ledakan big-bang, ternyata dilanjutkan dengan pengembangan dan pendingan dari keadaan yang sangat panas dan sangat kecil untuk suhu dan ukuran alam semesta sekarang . Proses pengembangan dan pendinginan terus-menerus berlanjut hingga saat ini dan kita berada di dalamnya. Bersamaan proses tersebut terjadi fenomena luar biasa dengan penciptaan kehidupan pada planet yang unik dan siklus bintang yang indah beserta dengan ratusan bintang yang lain di dalam galaksi hingga berakhirnya alam semesta
Semuanya yang termasuk di dalam pengembangan alam semesta dimulai dari ledakan titik tunggal hingga menjadi perluasan kosmos tak terbatas, tak lain muncul di luar dari ketidaktahuan jawaban kita.


Banyak sekali kesalahan konsepsi dari teori Big-bang. Sebagai contoh kita cenderung membayangkan ledakan besar. Meskipun demikian terkadang beberapa pakar mengatakan tidak terjadi ledakan , yang terjadi hanyalah pengembangan alam semesta yang terus menerus. Kejadian tersebut serupa dengan membayangkan pemompaan balon yang menyebarkan segala isinya. Imaginasi pengembangan balon dari balon kecil menjadi ukuran besar disamakan dengan kejadian alam semesta kita.
Kesalahan konsepsi lain adalah kita cenderung membayangkan titik tunggal sebagai bola api kecil yang muncul pada ruang yang menjadi bagian alam semesta. Meskipun demikian Menurut para ahli, ruang tidak eksis lebih dulu dari ledakan big-bang. Kembali pada tahun 1960 hingga 1970, ketika manusia menjejakkan kaki ke bulan, tiga pakar astrofisika Inggris; Steven Hawking, George Ellis, and Roger Penrose membuka kembali perhatian mereka pada teori relativitas dan memperhatikan implikasinya terhadap waktu. Pada tahun 1968 dan 1970, mereka mempublikasikan tulisan dimana mereka mengembangkan teori relativitas umum Einstein, termasuk didalamnya mengenai ukuran ruang dan waktu. Menurut perhitungan mereka, permulaan ruang dan waktu mempunyai kecocokan dengan awal mula materi dan energi. Titik tunggal tidak dimulai pada di dalam ruang, sepertinya, ruang dimulai dari titik tunggal tersebut. Titik tunggal tercipta lebih dulu, tanpa eksisnya ruang, waktu, materi maupun energi. Jadi dimana dan apa yang berada di dalam titik tunggal, kita tidak tahu ? Kita tidak tahu dimana dia berada, mengapa dia ada ? atau peristiwa apa yang terjadi padaya ? Kita semua hanya mengetahui kenyataan bahwa kita berada pada suatu ruang dan waktu yang dahulu tidak eksis.


Demikianlah ternyata alam semesta berasal dari titik tunggal yang tidak mempunyai eksistensi waktu, ruang, materi maupun energi. Titik tunggal tanpa eksistensi waktu, ruang, materi dan energi merupakan sebutan lain dari kata ketiadaan. Kesimpulanya alam semesta berawal dari ketiadaan kemudian muncul dengan ledakan dahsyat, dengan kata lain alam semesta sengaja di diciptakan.


Kemudian Siapakah yang mempu menciptakan, mengatur dan mengendalikan ledakan titik tunggal itu hingga muncul dimensi ruang, waktu, materi dan energi pada alam semesta ini ? Bila kita berfikir secara jernih tanpa prasangka, maka harus ada kekuatan Maha Agung yang dapat mengurus semua proses menakjubkan itu. Dialah Tuhan Maha Pencipta alam semesta yang mempunyai Ilmu, kekuasaan dan hikmah yang tiada terbatas. Bertasbih kepada-Nya semua yang ada di langit dan Bumi.
Beberapa diskusi lebih lanjut tentang teori Big bang tidak akan lengkap tanpa mengajukan pertanyaan mengenai keberadaan Tuhan ? Hal ini disebabkan kerena Cosmogoni (studi tentang asal mula alam semesta) merupakan wilayah pertemuan antara ilmu dan theology. Penciptaan merupakan kejadian yang supranatural. Ini berarti, berada diluar kendali realita alam. Fakta ini meminta pertanyaan; apakah disana terdapat sesuatu yang lain di luar realita alam ini? Khususnya, apakah disana terdapat Maha Pencipta di luar realita alam ? Kita mengetahui alam semesta ini mempunyai awal. Apakah Tuhan “Penyebab Pertamanya”?
Penciptaan pasti ada pada suatu keteraturan sempurna menyusul peristiwa Big bang. Big-bang bukanlah gejala yang dapat dianggap sebagai peristiwa biasa. Sesungguhnya Big bang terbuat dari sebuah ledakan di ruang dalam dirinya sendiri tidak seperti ledakan bom yang terpisah dan terlempar kebagian luar. Pikirkanlah tentang kenyataan bahwa beribu-ribu jenis ledakan sering terjadi di bumi, tetapi tak ada keteraturan yang dihasilkannya. Bahkan sebaliknya, semua itu mengarah ke akibat yang menghancurkan, merusak, dan membinasakan. Contohnya, bila bom atom atau bom hidrogen, letusan petasan, letusan gunung berapi, ledakan gas alam, dan ledakan yang terjadi di matahari diamati, kita dapat melihat bahwa dampak yang ditimbulkannya selalu membahayakan. Akibat yang bersifat membangun keteraturan atau sesuatu yang lebih baik tidak pernah diperoleh sebagai akibat dari suatu ledakan. Akan tetapi, menurut data ilmiah yang diperoleh dengan bantuan teknologi modern, Big Bang, yang terjadi milyaran tahun lalu, menyebabkan perubahan dari tiada menjadi ada, bahkan menghadirkan keberadaan yang sangat teratur dan selaras.


Sekarang, mari kita merenungkan contoh berikut: Di sekitar kita terjadi letusan gunung berapi sangat dahsyat, sehingga dari letusan itu keluar material perusak yang panas dan membahayakan baik dalam bentuk cair, gas maupun padat dengan volume yang sangat besar. Kemudian dari letusan tersebut akan terbentuk sebuah bangunan megah berupa istana paling indah, lengkap dengan kebun taman, pemandian air, jendela, pintu, dan perabotan yang mewah dan indah, tiba-tiba muncul. Masuk akalkah untuk menyatakan bahwa, “Ini menjadi ada secara kebetulan dari letusan gunung berapi”? Dapatkah istana itu terwujud dengan sendirinya? Tentu saja tidak!


Alam semesta yang terbentuk setelah ledakan dari titik tunggal (Big-Bang) merupakan sistem yang demikian hebat, terencana dengan sangat cermat, dan menakjubkan sehingga ini sudah pasti tidak mungkin disejajarkan dengan istana yang ada di bumi. Dalam keadaan seperti ini, sama sekali tidak masuk akal untuk menyatakan bahwa alam semesta menjadi ada dengan sendirinya. Alam semesta tiba-tiba saja muncul menjadi ada dari ketiadaan. Sekali lagi hal ini menunjukkan kepada kita keberadaan Pencipta Yang menciptakan benda atau materi dari ketiadaan dan Yang menjaganya setiap saat dalam kendali-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar